Diiringitatapan mata ibundanya, Meliana yang berlomba dalam nomor 50 meter gaya punggung putri S14, menjadi orang pertama yang menyentuh dinding. Ia mencatatkan waktu 36,190 detik sehingga dikalungi medali emas ASEAN Para Games 2022, Ia bukan hanya membuat dia bahagia, melainkan juga Yudiarti dan Indonesia. Sebab, Meliana berhasil mengibarkan YustedjoTarik mengalami zaman keemasannya di era 80-an yang diikuti Abdul Kahar Mim, dan masa Bonit Wiryawan hingga pertengahan 90-an. Mereka bahkan merajai Asia dan sukses membawa Indonesia hingga 16 besar Piala Davis. Jhaboex Open adalah kejuaraan memeriahkan ulang tahun kedua klub tenis Jhaboex. TentangGina. March 1990 Perenang terbaik kejuaraan antar sekolah dasar seluruh DKI Jakarta, meraih 4 medali Emas. 1999 Perenang terbaik kejuaraan renang antar perkumpulan Gubernur cup. K.U. II puteri dengan meraih 6 Emas, 3 Perak, 2 Perunggu. August 2000 Perenang terbaik kejuaraan antar perkumpulan kelompok umur. cash. Lukman Niode, legenda renang Indonesia di era 1970-1980-an wafat di usia 56 tahun setelah positif virus corona. Fernando Randy/Historia. GELANGGANG olahraga Indonesia berduka. Salah satu legenda terbaiknya, Lukman Niode, mengembuskan nafas terakhir di Rumahsakit Pelni Jakarta, Jumat 17/4/2020 siang. Atlet renang yang acap mengharumkan nama bangsa di era 1980-an itu meninggal di usia 56 tahun setelah dinyatakan positif virus corona. “Iya positif virus corona, informasi dari dokter teman Mas Luki sapaan Lukman Niode yang ikut mengawal beliau,” ujar Krisna Bayu, legenda judo yang juga rekan satu naungan di Indonesian Olympian Association IOA, saat dihubungi Historia. Idrus Niode, kakak Lukman, memberitakan bahwa Lukman sudah masuk RS Pelni sejak Selasa 14/4/2020. Usai dilakukan swab test sehari kemudian, ia dinyatakan positif tertular virus corona. Setelah dua hari perawatan, ia dinyatakan meninggal pada pukul WIB, Jumat 17/4/2020. Perenang pertama Indonesia yang turun di pentas Olimpiade Los Angeles 1984 itu dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta. “Dia sebelumnya ikut tim relawan dari KSP Kantor Staf Presiden,” sambung Bayu. Sejak beberapa waktu belakangan, Lukman ikut tim KSP yang menyalurkan barang-barang bantuan COVID-19 dari para penyumbang. Saat itulah dia terserang penyakit maag sejak Selasa 14/4/2020. Namun lantaran bolak-balik ke rumahsakit RS Setia Mitra, RS Pondok Indah, RSPI Sulianti Saroso, RS Persahabatan, hingga RS Pelni, Lukman kemudian terkena COVID-19. Baca juga Jalan Berliku Judoka Krisna Bayu Olympian Krisna Bayu mengenang sosok mentor Lukman Niode Fernando Randy/Historia. Saat kondisinya kian parah, paru-parunya mengalami flek. Setelah dilakukan tes swab, barulah terang-benderang bahwa ia positif corona meski dari dua rapid test yang dijalani Lukman sebelumnya hasilnya negatif. “Jujur saya masih syok sampai sekarang. Istri saya Dida juga masih sedih banget. Karena belum lama juga diskusi sama Mas Luki untuk membuat program olahraga berkuda. Dengan perginya Mas Luki, separuh hidupnya sudah didedikasikan untuk olahraga,” lanjut Bayu. “Saat ini olahraga Indonesia sangat berduka kehilangan pahlawan olahraga. Ilmu-ilmu yang sudah dia berikan pasti akan dikenang semua atlet. Karena dia aktif ikut bantu organisasi, tidak hanya PRSI Persatuan Renang Seluruh Indonesia tapi juga di banyak cabang olahraga, termasuk soal sport science-nya. Bagi saya dia adalah pahlawan olahraga Indonesia sejati,” imbuh ketua umum Persatuan SAMBO Indonesia itu. Darah Renang Lukman yang berdarah Gorontalo itu lahir di Jakarta, 21 Oktober 1963 sebagai anak keempat dari lima bersaudara. Ayahnya, M. Niode, seorang pelatih renang di klub Tirta Kencana. Hasrat renang Lukman muncul sejak usia dini, berangkat dari rasa penasarannya untuk ikut-ikutan tiga kakaknya yang dilatih sang ayah Idrus, Nana, dan Burhanudin Niode. “Saya belikan dia celana renang supaya bisa ikut-ikutan berenang dengan kakak-kakaknya,” ujar J. Niode, ibunda Lukman Niode, dikutip Kompas, 27 September 1981. Mulanya Lukman hanya sekadar main air di kolam renang. Obsesinya menseriusi olahraga renang muncul di usia sekolah dasar ketika acap melihat ketiga kakaknya mendulang prestasi di berbagai ajang perlombaan. Melihat gairah itu, ayahnya pun akhirnya ikut melatihnya. Menahan nafas sebagai teknik dasar olahraga renang menjadi pelajaran pertama yang diberikan sang ayah. Itu dilakukan di rumah dengan menggunakan wastafel yang dipenuhi air. “Muka saya masukkan ke dalamnya, lalu tiap tiga hitungan saya mengambil nafas,” tutur Lukman, dikutip dari Apa & Siapa Sejumlah Orang Indonesia 1983-1984. Metode itu jadi dasar Lukman untuk mendalami renang gaya bebas. Seiring berkembangnya skill, Lukman justru menyenangi gaya punggung. Raja PON ke Arena Olimpiade Seiring beranjak usianya, pundi-pundi prestasinya makin penuh. Pada Kejurnas 1976 saja, Lukman menyabet sembilan emas. Pada Pekan Olahraga Nasional IX 1977, Lukman yang ikut Kontingen DKI menyapu bersih 10 emas dari 10 nomor cabang renang sekaligus menetak tiga rekor nasional. di PON berikutnya 1980, dia mendulang tujuh emas. Capaian itu kemudian membuat Lukman diikutsertakan ke timnas renang kala Indonesia pertamakali ikut SEA Games, di Kuala Lumpur, 19-26 November 1977. Dalam persiapannya, ia bersama timnas renang dibawa pelatih kepala MF Siregar ke Amerika Serikat untuk digembleng. “Pemusatan latihan nasional di San Diego, Amerika Serikat selama dua tahun. Semua biaya penyelenggaraan latihan ditanggung PT Pertamina dan KONI Pusat. Seluruhnya 15 perenang, antara lain Lukman Niode, Kristiono Sumono, Gerald HP Item, dan Johnny Item,” tulis Brigitta Isworo Laksmi dan Primastuti Handayani dalam biografi MF Siregar, Matahari Olahraga Indonesia. Baca juga Obituari Bob Hasan di Lintasan Lukman Niode kiri bersama pelatihnya Mangombar Ferdinand Siregar Foto Repro "Matahari Olahraga Indonesia" Persiapan tersebut tak sia-sia. Di SEA Games 1977, kontingen Indonesia yang menjalani debutnya langsung jadi juara umum. Dari total 62 emas, 19 di antaranya datang dari cabang renang. Lukman sendiri menyumbang tiga emas dari nomor 100 meter dan 200 meter gaya punggung serta 4x100 meter medley relay putra. Prestasi itu kemudian diulanginya di SEA Games 1979 Jakarta, SEA Games 1981 Manila, dan SEA Games 1983 Singapura. Adapun di Asian Games 1978, Lukman mendulang sekeping perunggu di nomor 4x100 meter medley relay putra. Sementara di Asian Games 1982, Lukman mengalungi enam perunggu dari nomor 100 meter gaya bebas, 100 meter gaya punggung, 200 meter gaya punggung, 4x100 meter gaya bebas relay, 4x200 meter gaya bebas relay, dan 4x100 meter medley relay. Capaian di Asian Games 1982 itulah yang mengantarkannya jadi satu-satunya wakil Indonesia di cabang renang untuk turun di Olimpiade Los Angeles 1984. Gemilangnya Lukman di Asian Games 1982 itu juga merupakan buah dari sokongan KONI Pusat yang mengirimnya belajar ke Cypress High School dan Golden West Collenge, keduanya di Los Angeles. Di Olimpiade Los Angeles, Lukman berlaga di McDonald’s Olympic Swim Stadium, 31 Juli 1984. Ia turun di tiga nomor. Sayangnya ia gagal melangkah ke ronde final. Di nomor 100 meter gaya bebas, ia finis di urutan enam, sementara di nomor 100 meter dan 200 meter gaya punggung Lukman masing-masing hanya finis di urutan kelima. Lukman gagal pulang membawa medali. Prestasi internasional terakhir yang ditorehkannya untuk Indonesia datang dari Asian Games 1986. Sekeping perunggu di nomor 4x100 meter medley relay dipersembahkannya. Dedikasi Olahraga hingga Akhir Hayat Setelah pensiun pada 1988, Lukman tetap berkecimpung di dunia renang. Kurun 1988-1990, ia jadi pelatih kepala tim renang putra Golden West Collenge. Ia lalu masuk di tim pelatih UCLA University of California, Los Angeles sepanjang 1989-1991, sembari menyelesaikan studi arsitektur S1-nya di UCLA, dan gelar masternya di UCI University of California, Irvine. Meninggalkan renang sejak 1991 untuk jadi arsitek di firma Mackenzie McKay & Partner di Los Angeles, Lukman pulang ke tanah air pada 1996. Seiring kerinduannya pada olahraga, ia mengalihkan waktunya untuk mengenyam studi manajamen olahraga dan sport science di Australian Institute of Sports pada 1997. “Hidupnya banyak ikut mengurusi cabang-cabang olahraga, ikut membantu bagaimana sport science itu bisa masuk, mengingat dia sekolah studi itu di luar negeri. Tidak hanya PRSI. Dia orang yang lurus dalam membantu, tanpa tendensi atau kepentingan tertentu,” kata Bayu lagi. Selain berkiprah di olahraga, Lukman Niode juga punya gelar master di bidang arsitektur. Fernando Randy/Historia. Sembari mendirikan firma desain dan arsitektur Principal pada 2000 dan Surya Institute pada 2008, ia mendedikasikan hidupnya di organisasi olahraga. Ia dipercaya menjadi kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi KONI Pusat pada 2003, ketua Komisi Atlet di Komite Olimpiade Indonesia KOI pada 2007, dan Sekjen Indonesia Olympians Association sejak 2018. “Di KONI dia bikin konsep PAL Program Atlet Andalan. Inisiasi Prima Program Indonesia Emas konsepnya dari dia juga. Dia bisa mikir jauh ke depan, bagaimana prestasi Indonesia 10-25 tahun ke depan. Dia bahkan punya master plan untuk bagaimana atlet-atlet Indonesia bisa terus ada yang juara di olimpiade. Tapi dia kalah terus, gagal, kepentok birokrasi,” tambahnya. “Di luar sistem organisasi dia juga banyak bantu, apalagi pada sesama olympian. Dia banyak bantu saya ketika lagi membangun organisasi SAMBO. Di mata saya, Mas Luki adalah mentor, kakak yang baik. Dia praktisi olahraga yang seumur hidup didedikasikan kepada olahraga. Penggebrak yang bicara real apa adanya tanpa tendensi politik. Dia patriot olahraga sejati,” tandas Bayu mengenang sosok Lukman. RIVERSIDE, - Dunia renang Indonesia kehilangan salah satu atlet legendaris, setelah Gerald HP Item meninggal dunia di Amerika Serikat, Kamis Jumat WIB.Gerald yang lebih dikenal dengan nama panggilan Jerry Item meninggal dunia saat tengah melatih murid-muridnya di Riverside. Mantan atlet yang kini membuka klub bersama isterinya, mantan ratu renang Elfira Nasution ini terjatuh dan tak sempat mendapatkan pertolongan saat dibawa ke rumahs Gerald dan Elfira memang telah satu dekade ini bermukim di Riverside, Amerika Serikat, menyusul ayah Jerry, Willem Item. Mereka sempat menbuka klub renang Elite dan juga melatih secara private. Dua putera mereka, Nigel dan Nicole juga ikut dan melanjutkan pendidikan di Amerika Item merupakan atlet renang utama Indonesia dekade 1970-1980-an. Pada akhir dekade 1970-an, renang Indonesia merupakan kekuatan utama di Asia Tenggara dengan para atlet seperti Jerry, Kristiono Sumono, John D. Item dilanjutkan generasi Lukman Niode, Wirmandi Sugriat dll. Jerry dan Kristiono bahkan mencatat rekor tertinggi dalam sejarah olahraga renang Indoensia dengan merebut medali perak pada Asian Games 1978 di mempersembahkan 2 perak dan 3 perunggu pada Asian Games 1978. ia juga menambahkan beberapa medali perunggu saat sudah di ujung karirnya pada Asian Games India 1982. Sayangnya, Jerry kehilangan kesempatan tampil pada ajang Olimpiade karena saat ia berada pada puncak penampilan, Indonesia absen pada penyelenggaraan Olimpiade 1980 di Moskwa karena kasus invasi Uni Soviet ke mengundurkan diri sebagai atlet, Jerry mendirikan perkumpulan renang Elfira Swima Gemilang ESG bersama isterinya, Elfira. Ia juga sempat menangani Pelatnas. ESG sempat berkembang dengan membuka cabang di beberapa kota, namun kemudian meredup seiring munculnya banyak perkumpulan renang baru. ESG kemudian bubar setelah pasutri ini pindah ke Amerika pelatih, Jerry dikenal sebagai pelatih yang bisa membangkitkan motivasi kepada para anak didiknya. Ia kerap membagikan pengalamannya sebagai atlet kepada para calon atlet ya g dibinanya. salah satunya adalah bagaimana Jerry kecil selalu memotivasi dirinya dengan membayangkan apa yang akan dilakukannya bila menjadi juara. "Saya selalu menderetkan kursi di garasi dan selalu berbicara sendiri, "Medali emas diraih oleh Gerald HP Iteeemmm dari Indonesiaaaa...," kata jalan, Jerry. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. Masniari Wolf salah satu perenang putri Indonesia yang berprestasi dan cantik Instagram. JAKARTA-Atlet renang Indonesia tercantik kembali dikuak setelah Persatuan Renang Seluruh Indonesia PRSI mengumumkan daftar nama atlet yang akan mewakili Indonesia di SEA Games 2022 dilihat dari daftar perenang terdapat nama atlet-atlet cantik Indonesia yang akan bertanding di Vietnam nanti. Sebut saja nama Ressa Kania Dewi yang merupakan peraih emas di PON XX Papua kemarin. Baca Juga Selain nama tersebut beberapa nama masuk daftar 5 atlet renang Indonesia tercantik. Berikut kami tampilkan informasinya. Atlet Renang Indonesia Tercantik 1. Ressa Kania Dewi Daftar atlet renang Indonesia tercantik dimulai dari nama Ressa Kania Dewi. Sosok perenang cantik ini lahir pada tanggal 15 September 1994. Selain menjadi atlet renang ternyata dia juga merupakan personel TNI prestasi pun pernah dia ukir antara lain meraih 2 medali perunggu di SEA Games 2015 di nomor 400 meter gaya bebas dan 200 meter medley. Di tingkat nasional Ressa Kania Dewi juga meraih medali emas nomor renang perairan terbuka meter di PON XX Papua 2020. 2. Anandia Vanessa Evato Perenang Indonesia tercantik berikutnya ditempati Anandia Vanessa Evato. Dara cantik ini lahir pada tanggal 3 September 1997. Dia merupakan atlet renang andalan Indonesia di nomor 50 meter gaya dada putri. Baca Juga Torehan prestasi pernah Anandia Vanessa Evato ukir saat dia mengikuti kejuaraan akuatik dunia di tahun 2017. Saat itu dia mampu duduk di peringkat 31 dari 56 peserta. 3. Anak Agung Istri Kania Ratih Atmaja Tak berbeda dengan nama sebelumnya, Anak Agung Istri Kania Ratih Atmaja, ternyata dia juga pernah berprestasi di beberapa renang kejuaraan nasional dan cantik kelahiran 28 Mei 1998 merupakan atlet renang yang pernah meraih medali perunggu di SEA Games 2017 lalu. Dia dipercaya PRSI untuk menjadi perenang mewakili Indonesia di ajang SEA Games 2022 esok. 4. Angel Gabriella Yus Atlet renang Indonesia tercantik selanjutnya ditempati Angel Gabriella Yus. Meskipun masih berumur 20 tahun nyatanya dia sanggup mengukir prestasi renang baik tingkat nasional maupun internasional. Baca Juga Beberapa waktu terakhir Angel Gabriella Yus mampu menyabet medali emas nomor 50 meter gaya dada putri di PON XX Papua lalu. Kini dia dipercaya sebagai atlet renang Indonesia di ajang SEA Games 2022 mendatang. 5. Azzahra Permatahani Sosok terakhir atlet renang tercantik ditempati oleh Azzahra Permatahani. Sosok dara cantik ini merupakan pemegang tiga rekor nasional di nomor 200 meter gaya dada putri, 200 meter medley dan 400 meter Permatahani juga pernah meraih medali perak di SEA Games 2019 lalu. Terakhir dia juga berpartisipasi dalam kejuaraan olahraga terbesar dunia yaitu Olimpiade Tokyo 2020 informasi 5 atlet renang tercantik Indonesia. Semoga atlet-atlet renang tersebut dapat mengibarkan bendera merah putih di berbagai podium. Editor Hafid FuadFollow Berita Sportstars di Google News

atlet renang indonesia era 80 an